Archive for the Asmaul Husna Category

Al Waahid, Al Ahad

Posted in Asmaul Husna with tags , , , , , on September 22, 2011 by algandoel

Allah Ta’ala berfirman,

قل هو الله أحد
“Katakanlah, ‘Dia Allah Yang Maha Esa’. ”
(Qs. Al Ikhlash (112): 1)

قل الله خالق كل شيء و هو الواحد القهار
“Katakanlah, “Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa’. ”

Al Waahid artinya adalah yang diesakan dengan seluruh kesempurnaan, tanpa ada sesuatupun yang bersekutu dalam pengesaan itu.
Seorang hamba wajib mengesakan Allah dalam keyakinan, ucapan dan amalan, dengan mengakui kesempurnaan-Nya yang absolut, dan kesendiriian-Nya dalam Wahdaniyyah (Keesaan), serta mengesakan-Nya dengan berbagai macam ibadah. (Tafsir Al Allamah Abdurahman ibn Nashir As Sa’di. Jld 5 hlm 620)

Al Ahad artinya Yang Memonopoli setiap kesempurnaan, kemurahan, kebesaran, keindahan, pujian, hikmah, rahmat, dan sifat-sifat sempurna lainnya.
Di dalam sifat-sifat Allah tiada yang serupa, sepadan, dan sejenis dengan-Nya, dari segi manapun. Dia Maha Esa dalam Hidup-Nya, Qoyyumiyyah-Nya (terus menerus mengurus makhluk), pengetahuan-Nya, kekuasaan-Nya, Keagungan-Nya, kebesaran-Nya, keindahan-Nya, pujian-Nya, dan sifat-sifat lainnya. Dia mempunyai puncak kesempurnaan pada setiap sifat-Nya.
Allah menyandang seluruh sifat kesempurnaan, dimana hati para makhluq tidak dapat meliputi sifat-sifat tersebut, dan lisan mereka tidak dapat mengungkapkannya.(Bahjah Qulub Al Abrar wa Qurrah ‘Uyun Al Akhyar.(hlm.291) oleh Abdurrahman As Sa’di)

AL QOOHIR, AL QOHHAAR, AL JABBAAR

Posted in Asmaul Husna with tags , , , on Januari 8, 2011 by algandoel

Allah Ta’alaa berfirman:

قل الله خالق كل شيء و هو الواحد القهار

”Katakanlah, ‘Allah adalah pencipta segala sesuatu dan DIA-lah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.” (Q.S. Ar Ra’du: 16)

يوم هم بارزون لا يخفى على الله منهم شيء لمن الملك اليوم لله الواحد القهار

”(Yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada suatupun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Lalu Allah berfirman), ‘Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini? ”Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.” (Q.S. Ghoofir: 16)

وهو القاهر فوق عباده وهو الحكيم الخبير
”Dan DIA yang berkuasa atas sekalian hamba-hambanya. Dan DIA-lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui.” (Q.S. Al An’aam: 18.

DIA yang mengalahkan seluruh maujud. Kepada-NYA seluruh makhluk tunduk, dan kepada kekuasaan dan kehendak-NYA seluruh materi, unsur alam tinggi dan rendah patuh. Semua terjadi hanya karena izin Allah. Semua makhluk butuh kepada Allah, mereka tidak mampu mendatangkan manfaat dan kebaikan, kebaikan dan kejahatan untuk diri mereka sendiri.

Allah Ta’ala berfirman:

هو الله الذى لآ إله إلا هو الملك القدوس السلام المؤمن العزيز الجبار

”DIA Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak di sembah) selain DIA, Raja Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa.” (Q.S. Al Hasyr: 23)
Al Jabbaar mempunyai tiga makna:
1. DIA yang membenahi yang lemah dan tiap hati yang mengeluh karena-NYA. Allah membenahi orang yang kesusahan, mencukupi yang fakir, memudahkan yang dalam kesulitan, membenahi yang terkena musibah dengan memberi taufik agar tetap tegar dan sabar serta memberi pahala besar bila ia melakukan kewajibannya.
Allah membenahi secara khusus membenahi hati orang yang rendah diri terhadap kebesaran dan kemuliaan-NYA, dan hati orang yang mencintai-NYA dengan cara melimpahi dengan karamah (kemuliaan), ma’rifat, dan kondisi-kondisi keimanan. Jadi hati orang yang mengadu kepada Allah dibenahi oleh Allah Yang Maha Dekat.
2. Allah mengalahkan setiap sesuatu, yang kepada-NYA tiap sesuatu itu tunduk dan pasrah.
3. Allah Maha Tinggi atas segala sesuatu.

Adakalanya Al Jabbaar bermakna Al Mutakabbir (Yang memiliki segala keagungan) dari tiap keburukan, kekurangan, permisalan dengan makhluk dari adanya sesuatu yang setara atau berlawanan, atau sekutu bagi-NYA, dalam seluruh kekhususan dan Hak-NYA.
(Bahan Rujukan:
Syarh Nuniyah by Alharas, Alhaq Alwadhih Almubin, dan Taudhih almaqashid wa tashih Alqawaid)

Wallahu A’lam…

AL MUJIIB, ASY SYAAKIR, ASY SYAKUUR

Posted in Asmaul Husna with tags , , , on Januari 4, 2011 by algandoel


Al Mujiib artinya Yang Maha Mengabulkan doa orang-orang yang meminta, dan ibadah orang yang meminta ibadahnya diterima.
Pengabulan Allah terbagi dua macam yaitu:
1. Pengabulan umum bagi setiap doa (doa ibadah maupun doa permintaan)
Allah Ta’alaa berfirman:

وقل ربكم ادعوني أستجب لكم
”Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-KU, niscaya akan KU perkenankan bagimu’.” (Q.S. Ghoofir: 60)
Allah mengabulkan tiap doa orang (yang taat dan ingkar) yang meminta kepada-NYA menurut kondisi yang mendukung dan menurut hikmah-NYA. Ini merupakan bukti kemurahan dan keluasan kebajikan-NYA.

2. Pengabulan khusus.
Sebab-sebab pengabulan khusus antara lain:
a. Orang yang sedang dihimpit kesusahan besar.
Firman Allah Ta’alaa:

أمن يجيب المضطر إذا دعاه
”Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apa bila ia berdoa kepada-NYA.” (Q.S. An Naml: 62)

b. Perjalanan jauh dan tawasul kepada Allah dengan perantara yang paling dicintai-NYA, yaitu Nama-Nama dan sifat-sifat Allah, doa. Begitu juga doa orang yang sakit, teraniaya, orang yang berpuasa, doa orang tua untuk anaknya, dan doa pada waktu dan kondisi yang mulia (usai sholat, waktu sahur sebelum subuh, antara adzan dan iqomah, saat turun hujan, dan saat terkena bencana besar)
Firman Allah Ta’alaa:

إن ربي قريب مجيب
”Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-NYA) lagi maha mengabulkan (doa-doa hamba-NYA).” (Q.S. Huud: 61)

Diantara Nama-nama Allah Ta’alaa adalah Asy Syaakir Asy Syakuur, yang tidak menyianyiakan usaha orang-orang yang beramal mengharap ridho-NYA, namun DIA melipat gandakannya.

Allah telah memberitakan dalam Kitab dan Sunnah Nabi-NYA, tentang penggandaan kebaikan menjadi 10 kali lipat hingga 700 kali lipat, bahkan lebih besar dari itu.

Barang siapa meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan mengganti yang lebih baik darinya. Semua itu bukan kewajiban bagi Allah, tapi Diri-NYA sendiri yang
mewajibkannya sebagai suatu kemurahan dari-NYA.
Allah Ta’alaa berfirman:

لا يسأل عما يفعل وهم يسألون
”DIA tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-NYA, dan merekalah yang akan ditanyai.” (Q.S. Al Anbiyaa’:23)

Jadi Allah tidak wajib memberi pahala kepada ketaatan dan tidak wajib memberi hukuman kepada kemaksiatan. Pahala murni fadhilah serta kebaikan-NYA, dan hukuman murni keadilan serta hikmah-NYA.
Allah Ta’alaa berfirman:

كتب ربكم على نفسه الرحمة أنه من عمل منكم سوءا بجهالة ثم تاب من بعده وأصلح فإنه غفور رحيم
”Tuhanmu telah menetapkan atas diri-NYA kasih sayang, bahwa barang siapa yang berbuat kejahatan diantara kamu karena kejahilan, kemudian ia bertobat setelah mengerjakannya dan melakukan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Al An’aam :47)

وكان حقا علينا نصر المؤمنين
”Dan kami selalu berkewajiban menolong orang-orang beriman.” (Q.S. Ar Ruum:47)

Madzhab Ahlus Sunnah mengatakan bahwa hamba tidak punya hak atas Allah. Seandainya ada, maka Allah-lah yang menjadikannya hak dan mewajibkannya jika itu disebut hak. Oleh karena itu amal tidak disia-siakan Allah selama dilakukan dengan ikhlas dan sesuai dengan Sunnah Nabi s.a.w.
Bila Allah memberi nikmat, maka itu karena fadhilah dan kebaikan Allah, bila Allah menyiksa itu karena keadilan dan hikmah Allah.

Wallahu A’lam..

(Bahan rujukan: Syarh Nuniyah oleh Al haras, Alhaq Alwadhih Almubin, Taudhih almaqashid wa tashih alqowa’id)

AL LATHIIF, AL QORIIB

Posted in Asmaul Husna with tags , , on Januari 4, 2011 by algandoel

Al Lathiif adalah salah satu Asma’ul Husna, yaitu Yang Berlemah lembut kepada hamba-hamba-NYA (dalam semua urusan) . Allah mengendalikan dan menggiring segala sesuatu yang akan mengantarkan kebaikan kepada hambanya tanpa ia sadari. Ini merupakan tanda dari pengetahuan, kemurahan, dan rahmat-NYA.
Allah Ta’alaa berfirman :

الله لطيف بعباده يرزق من يشاء وهو القوي العزيز

”Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-NYA, Dia memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-NYA, Dan DIA-lah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (Q.S. Asy Syuuraa :19)

لا تدركه الأبصار وهو يدرك الأبصار وهو الطيف الخبير

”DIA tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang DIA dapat melihat segala yang kelihatan ; dan DIA-lah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Al An’aam :103)

Makna Al Lathiif ada dua macam:

Pertama, Allah Maha Mengenal yang Pengetahuan-NYA meliputi segala rahasia, perkara batin, hal ghaib, yang tersimpan di dada, serta segala sesuatu yang lembut dan halus.

Kedua, Allah bersikap lembut pada wali-NYA yang hendak diberikan kebaikan, meliputinya dengan kemurahan-NYA, mengangkat derajat-NYA, hingga Allah memberi kemudahan dan menjauhkan kesulitan darinya. Allah juga memberi berbagai cobaan yang tidak disukai dan berat baginya, yang merupakan esensi dari keshalihannya dan jalan menuju kebahagiaannya sebagaimana Allah menguji para Nabi dengan penganiayaan dan dengan jihad dijalan Allah.

Betapa banyak kelembutan dan kemurahan Allah yang tak tergambar oleh fikiran, serta luput dari pemahaman.
Betapa sering seorang hamba mengejar cita-cita dunia (kekuasaan, pangkat, atau usaha yang disukai) tapi Allah menjauhkan cita-cita itu. Hal itu sebenarnya adalah rahmat baginya, agar tak membahayakan agamanya. Hamba itupun jadi sedih karena tidak tahu dan tak mengenal Tuhannya. Seandainya ia tahu bahwa itu sebenarnya untuk kebaikannya, maka ia pasti memuji Allah dan bersyukur kepada-NYA.

Dalam doa Nabi s.a.w. :
”Yaa Allah, apa yang Engkau karuniakan kepadaku yang aku cintai, maka jadikanlah ia kekuatan bagiku untuk hal-hal yang Engkau cintai. Dan apa yang Engkau jauhkan dariku yang aku cintai, maka jadikanlah ia kosong bagiku untuk hal yang Engkau cintai.” (H.R. Tirmidzi jld 5 hlmn:523 dengan sanad hasan)

Diantara Nama Allah adalah Al Qoriib.
Allah Ta’ala berfirman:

هو أنشأكم من الأرض واستعمركم فيها فاستغفروه ثم توبوا إليه إن ربي قريب مجيب

”Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-NYA, kemudian bertobatlah kepada-NYA. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-NYA) lagi memperkenankan (doa hambanya).” (Q.S. Huud :61)

Kedekatan Allah ada dua macam:

Pertama, kedekatan umum yaitu Ilmu Alloh mencakup segala sesuatu. Allah lebih dekat dengan manusia daripada urat leher mereka.

Kedua, kedekatan khusus dengan orang-orang yang berdoa dan ahli ibadah yang mencintai Allah. Itu adalah kedekatan yang mendatangkan cinta, pertolongan, dukungan dalam gerak dan diam, pengabulan doa, serta penerimaan dan pemberian pahala bagi ahli ibadah.
Firman Allah Ta’alaa :

وإذا سألك عبادي عني فإني قريب

”Dan apabila hamba-hamba-KU bertanya kepadamu tentang AKU, maka (jawablah), bahwasanya AKU adalah dekat.” (Q.S. Al Baqoroh :186)

Apabila kedekatan dipahami dengan makna umum dan khusus, maka tak ada kontra sama sekali antara kedekatan Allah dengan keberadaan Allah Ta’alaa di atas ‘Arsy-NYA.

Maha Suci Allah yang Maha Tinggi (dalam kedekatan-NYA) lagi Maha Dekat (dalam Ketinggian-NYA)

(Bahan rujukan: Syarh Nuniyah oleh Al haras, Alhaq Alwadhih Almubin,)
Wallahu A’lam…

AR ROQIIB, ASY SYAHIID, AL HAFIIDZ

Posted in Asmaul Husna with tags , , , on Januari 3, 2011 by algandoel

Ar Roqiib artinya yang melihat apa yang disembunyikan hati dan mengawasi setiap jiwa atas apa yang diusahakanya.
Allah Ta’alaa berfirman:

إن الله كان عليكم رقيبا

”Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian.” (Q.S. An Nisaa’:1)

Ar Roqiib artinya yang menjaga makhluk-makhluk dan menggerakkannya dengan sebaik-baik aturan dan pengendalian yang paling sempurna.

Asy Syahiid maksudnya adalah yang menyaksikan segala sesuatu baik yang ghaib ataupun yang nyata. Pengetahuan-NYA mencakup segala sesuatu, yang bersaksi untuk hamba-hamba-NYA dan atas hamba-hamba-NYA atas apa yang mereka kerjakan.

Syaikh Abdurahman As Sa’di berkata ”Ar Raqiib maknanya berdekatan dengan Asy Syahiid. Keduanya menunjukkan cakupan pendengaran Allah dengan hal-hal yang terdengar (masmu’at), penglihatan-NYA terhadap hal-hal yang terlihat (mubsharat), dan pengetahuan-NYA terhadap setiap objek pengetahuan (ma’lumat), baik yang jelas ataupun samar.
Firman Allah Ta’alaa:

والله على كل شيء شهيد

”Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.” (Q.S. Al Mujaadilah:6)

Ketika seorang hamba tahu bahwa gerak-geriknya (lahir batin) selalu diawasi dan diketahui oleh Allah, maka itu akan mencegahnya dari tiap ucapan dan perbuatan yang menyebabkan Allah murka. Merasa diawasi Allah (muroqobah) merupakan amal hati yang paling tinggi adalah ta’abud (beribadah) pada maqam ihsan. Ia beribadah kepada Allah seolah-olah dia melihat-NYA, bila tidak melihat Allah, maka sesungguhnya Allah melihatnya.

Allah Ta’alaa berfirman:

إن رب على كل شيء حفيظ

” Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha Pemelihara segala sesuatu.

Al Hafiidz memiliki dua makna :

Pertama, Allah menjaga perbuatan baik dan buruk, ta’at dan maksiat yang dilakukan hamba-hamba-NYA. Pengetahuan Allah meliputi seluruh amal lahir dan batin mereka. Allah menulisnya di Lauh Mahfuzh dan menugaskan para malaikat pencatat amal.

Makna penjagaan-NYA mengimplikasikan cakupan Ilmu Allah terhadap kondisi makhluk lahir dan batin, lalu ditulis di Lauh
Mahfudz dan di lembaran yg ada ditangan Malaikat. Pengetahuan-NYA meliputi timbangan amal, kesempurnaan dan kekurangannya serta ukuran balasannya (pahala dan hukuman), kemudian keputusan-NYA juga berdasarkan fadhilah dan keadilan-NYA.

Kedua, Allah Ta’alaa memelihara hamba-NYA dari semua bahaya dengan pemeliharaan umum dan khusus.

Pertama, Pemeliharaan umum yaitu pemeliharaan Allah kepada semua makhluk, dengan memudahkan mereka untuk melakukan segala sesuatu yang dapat menjaga mereka dan memelihara lingkungan, dan berjalan menuju petunjuk-NYA dengan arahan yang bersifat umum.
Allah Ta’alaa berfirman :

أعط كل شيء خلقه ثم هدى

‘Yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadian-NYA, kemudian memberinya petunjuk.” (Q.S. Thaahaa :50)

Maksudnya Allah memberi petunjuk pada tiap makhluk untuk mendapatkan kebutuhan yang telah ditaqdirkan untuknya. Dalam hal ini orang baik dan buruk kedudukannya sama, bahkan hewan dan selainnya.

Kedua, pemeliharaan khusus Allah terhadap wali-wali-NYA. Selain penjagaan yang tadi, Allah juga menjaga mereka dari sesuatu yang membahayakan iman mereka atau mengguncang iman mereka seperti subhat, fitnah, dan syahwat.
Allah membersihkan dan mengeluarkan mereka dari hal-hal tersebut, serta dari musuh-musuh golongan jin dan manusia. Allah memenangkan wali-wali-NYA dan menahan tipu daya mereka.
Allah Ta’alaa berfirman :

إن الله يدافع عن الذين ءامنوا

”Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman.” (Q.S. Al Hajj :38)

Seberapa besar iman seorang hamba, maka sebesar itulah pembelaan dan kelembutan Allah.

Dalam hadist disebutkan, :
”Peliharalah Allah, niscaya Allah akan memelihara kalian.” (H.R Tirmidzi jld 6 hlmn 667 shahih menuruj Al bani).
Maksudnya, peliharalah semua perintah-perintah dengan kepatuhan, larangan-larangan-NYA dengan sikap menjauh, dan batasan-batasan-NYA dengan tidak melampauinya, niscaya Allah akan memelihara dirimu, agamamu, hartamu, anakmu, dan seluruh fadhilah yang akan diberikan Allah kepadamu.

Wallahu A’lam…

AL ‘AFUWWU, AL GHOFFAAR, AL GHOFFUUR, AT TAWWAABU

Posted in Asmaul Husna with tags , , , , on Januari 3, 2011 by algandoel

Al ‘Afuwwu artinya adalah Yang Memiliki Maaf yang Luas, termasuk seluruh dosa yang dilakukan hamba-hamba-NYA, apalagi bila mereka beristighfar, bertaubat dan beramal sholeh.
Allah Ta’ala berfirman:

إن الله لعفو غفور

”Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.” (Q.S. Al Hajj:60)

Allah menjanjikan maaf kepada orang-orang yang mengerjakan hal-hal yang mendatangkan maaf-NYA.
Allah Ta’alaa berfirman:

وإني لغفار لمن تاب وءامن وعمل صالحا ثم اهتدى

”Dan sesungguhnya AKU Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman dan beramal sholeh, kemudian tetap di jalan yang benar.” (Q.S. Thaahaa:82)
Allah Maha pemaaf lagi mencintai maaf, danmencintai hamba-hamba-NYA jika mereka berusaha mendapatkan ridho-NYA dan berbuat baik kepada makhluk-NYA.
Diantara kesempurnaan maaf Allah adalah DIA menerima taubat hamba-NYA, walaupun ia melewati batas dalam menganiaya dirinya.
Allah Ta’alaa berfirman:

قل ياعبادي الذين أسرفوا على أنفسهم لا تقنطو من رحمة الله إن الله يغفر الذنوب جميعا إنه هو الغفور الرحيم

”Katakanlah, ‘Hai hamba-hamba-KU yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya DIA Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Az Zumar:53)
Allah berfirman dalam hadist qudsi:
”Hai anak Adam, sesungguhnya seandainya engkau datang kepada-KU dengan hampir sepenuh bumi kesalahan, kemudian engkau menemui-KU tanpa menyekutukan AKU dengan sesuatu, niscaya AKU memberimu hampir seisi bumi ampunan.” (H.R. Tirmidzi jld 4 hal:122 dengan sanad hasan)

Allah telah membuka pintu-pintu ampunan-NYA dengan taubat, istighfar, iman, amal sholeh, berbuat baik kepada hamba-hamba Allah, memaafkan mereka, mengharap kepada fadhilah Allah, baik sangka kepada Allah, dan hal-hal lain yang di jadikan Allah sebagai perantara pendekatan kepada ampunan Allah.
Allah Ta’alaa berfirman:

ألم يعلموا أن الله هو يقبل التوبة عن عباده ويأخذ الصدقات وأن الله هو التواب الرحيم

”Tidakkah mereka mengetahui, bahwa Allah menerima taubat dari hamba-hamba-NYA dan menerima zakat, dan bahwasanya Allah Maha Penerima Taubat lagi maha penyayang?” (Q.S. At Taubah:104)

At Tawwaab artinya adalah yang senantiasa menerima taubat orang-orang yang bertaubat. Setiap orang yang bertaubat (nasuha) kepada Allah maka Allah pasti menerima taubatnya.
DIA-lah yang memberi taubat atas orang-orang yang bertaubat dengan memberi taufik kepada mereka untuk bertaubat dengan menghadapkan hati mereka kepada-NYA. DIA-lah yang membuat mereka bertaubat, serta menerima taubat mereka.
Allah Ta’alaa memunculkan rasa ingin bertaubat dihati hamba-NYA untuk kembali kepada-NYA, hingga ia menjalankan taubat dan syarat-syaratnya dengan cara meninggalkan maksiat, menyesali perbuatannya, bertekad untuk tidak mengulanginya, dan mengganti dengan amal-amal sholih. Sesungguhnya taubatan nashuha menghapus dosa-dosa yang telah berlalu.

Wallahu A’lam…

AL HALIIMU, AL WADUUDU

Posted in Asmaul Husna with tags , , on Januari 2, 2011 by algandoel

Allah Ta’alaa berfirman:

واعلموا أن الله يعلم ما فى أنفسكم فاحذروه واعلموا أن الله غفور حليم

”Dan ketahuilah bahwa Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu, maka takutlah kepada-NYA, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun” (Q.S. Al Baqoroh:235)

Al Haliim adalah yang mengucurkan nikmat lahir dan bathin pada makhluk-NYA, meskipun mereka sering berbuat maksiat dan tergelincir. Allah memberi kesempatan dan menunda hukuman kepada orang-orang yang bermaksiat agar mereka kembali.
DIA-lah yang mempunyai kesantunan yang sempurna yang menyangkut orang yang kufur, fasik, dan maksiat karena DIA menunda hukuman buat mereka. Sesungguhnya dosa mengakibatkan datangnya balasan yang beragam, seandainya Allah menghendaki, DIA pasti menyiksa para pendosa seketika itu juga. Tetapi Kemaha Penyantunan Allah-lah yang mengakibatkan penundaan hukuman atas mereka.
Firman Allah Ta’alaa:

ولو يؤاخذ الله الناس بظلمهم ما ترك عليهم من دابة ولكن يؤخرهم إلى أجل مسمى فإذا جاء أجلهم لا يستأخرون ساعة ولا يستقدمون

”Jikalau Allah menghukum manusia karena kedholimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-NYA di muka bumi sesuatupun dari makhluk melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang di tentukan. Maka bila telah tiba waktu bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesa’atpun dan tidakpula mendahulukannya.” (Q.S. An Nahl:61)

Al Waduud di ambil dari kata wuddun yang berarti cinta murni. Jadi Al Waduud artinya Yang Mencintai lagi dicintai, dengan arti waaddun mauduud (yang mencintai lagi di cintai). DIA-lah yang mencintai para Nabi-NYA, malaikat-NYA, hamba-hamba yang beriman, dan DIA-lah yang dicintai mereka, bahkan tidak ada yang lebih mereka cintai daripada Allah.
Firman Allah Ta’alaa:

وستغفروا ربكم ثم توبوا إليه إن ربي رحيم ودود

”Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertobatlah kepada-NYA. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi maha pengasih.” (Q.S. Huud:90)

وهو الغفور الودود

”Dan DIA-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih.” (Q.S. Al Buruuj:14)

Cinta kepada Allah adalah ruh amal. Seluruh ‘ubudiyyah (lahir dan batin) timbul dari cinta kepada Allah. Cinta hamba kepada Allah adalah fadhilah, dan kebaikan dari Allah, bukan lantaran usaha dan kekuatan hamba. Allah mencintai hamba-NYA, lalu menumbuhkan cinta di hati hamba itu. Ini adalah kebaikan murni dalam arti sebenarnya, karena sebab dan akibat berasal dari Allah. Maha Suci Allah yang telah membuat dan menitipkan cinta di hati orang-orang beriman.
Allah senantiasa menumbuhkan dan menguatkan cinta di hati orang-orang pilihan itu, sehingga mereka mampu lepas dari segala cinta, meringankan musibah, membuat mereka merasa nikmat akan beratnya ketaatan dan membuahkan berbagai bentuk kemuliaan.
Cinta hamba kepada Tuhannya di isi dengan dua cinta dari Tuhannya.
Cinta sebelumnya : Dengannya hamba menjadi cinta kepada Tuhannya.
Cinta sesudahnya: Sebagai syukur dari Allah atas cinta-NYA yang membuatnya menjadh hamba pilihan Allah yang ikhlass.
Perantara besar bagi seorang hamba untuk meraih cinta Tuhannya adalah sering berdzikir dan memuji Allah, sering berserah diri kepada-NYA, taqorrub (mendekatkan diri dengan amal wajib dan sunnah), ikhlas kepada Allah (dalam ucapan dan perbuatan), dan mengikuti Nabi shollalahu ‘alaihi wa sallam (lahir dan batin) sebagaimana firman-NYA:

قل إن كنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله

”Katakanlah, ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi kalian’.” (Q.S. ‘Aali ‘Imraan:31)

AL GHONIYYU, AL HAKIIM

Posted in Asmaul Husna with tags , , on Januari 1, 2011 by algandoel

Allah mempunyai kekayaan sempurna dari setiap sisi.
Allah Ta’alaa berfirman:

وأنه هو أغنى وأقنى

”Dan bahwasanya DIA yang memberikan kekayaan dan memberikan kecukupan.” (Q.S. An Najm:48)
”Hai Manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah, dan DIA-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (Q.S. Faathir:15)

Mustahil Allah tidak Maha Kaya, karena kekayaan-NYA termasuk hal yang pasti dari Dzat-NYA, sebagaimana DIA pasti Maha Pemurah, Yang Berbuat Baik, Maha Mulia,Yang Melimpahkan Kebaikan. Setiap makhluk tidak dapat mandiri dari-NYA pada setiap kondisi.
Kemaha Memberian-NYA pada makhluk, siang dan malam kebaikan-NYA tiada putus-putus.
Diantara kesempurnaan kekayaan dan kemurahan-NYA adalah, DIA menyuruh hamba berdoa lalu dikabulkan-NYA, seandainya makhluk yang pertama dicipta sampai terakhir berkumpul di satu lapangan lalu mereka berdoa, niscaya Allah mengabulkan tanpa mengurangi milik-NYA seberat atompun, Dia tidak mempunyai istri, anak dan sekutu dalam kerajaan-NYA. DIA Maha Kaya yang mencukupi seluruh makhluk.
Allah Maha Kaya dilihat dari tiap dimensi. DIA memenuhi kebutuhan tiap makhluk yang khusus dengan ma’rifat rabbaniyyah (ketuhanan) dan hakikat keimanan yang di limpahkan pada hati mereka.
Allah Ta’alaa berfirman:

وهو القاهر فوق عباده وهو الحكيم الخبير

”Dan DIA-lah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-NYA. Dan DIA-lah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. An ‘Aam:18)
Allah Maha Bijaksana yang mempunyai hikmah dan hukum diantara makhluk-makhluk-NYA. Al Hakiim adalah dzat yang Ilmu-NYA (tentang prinsip perkara dan akibatnya) luas, pujian-NYA luas, kekuasan-NYA sempurna, dan rahmat-NYA tiada terkira.

Hikmah Allah ada dua jenis yaitu:
Pertama, Hikmah dalam penciptaan-NYA.
Allah menciptakan makhluk dengan kebenaran, tujuan, sasaran yang benar, memberi sebaik-baik aturan, menertibkan dengan sebaik ketertiban, memberi bentuk kepada tiap makhluk dengan yang sesuai baginya, hingga tak seorangpun melihat celah kekurangan dalam penciptaan-NYA. Seandainya akal-akal seluruh makhluk dari awal hingga akhir berkumpul untuk membuat sesuatu seperti ciptaan Allah S.W.T. atau mendekati keindahan, keteraturan, ketepatan yang dititipkan pada alam wujud ini, maka mereka tak kan sanggup. Tiap akal akan lemah dan tak mampu mengkritik dari ciptaan-NYA.

Kedua, Hikmah syariat dan perintah-NYA.
Allah menetapkan berbagai syariat, menurunkan Kitab, mengutus para Rosul kepada hamba-hamba Allah agar mengetahui keberadaan Allah dan beribadah kepada-NYA. Hikmah mana yang lebih mulia dari ini dan keutamaan serta kemurahan mana yang lebih besar dari ini?
Allah hanya memberi perintah terhadap sesuatu yang kemaslahatannya murni atau kuat, dan dia mengeluarkan larangan terhadap sesuatu yang mudharatnya murni dan kuat.
Lihat bangsa-bangsa yang mencapai kemajuan dalam kekuatan materi, peradaban dan kebudayaan, tapi ketika mereka kosong dari ruh agama, rahmat, dan keadilan, maka bahaya yang mereka hadapi lebih besar dari manfaatnya.
Oleh karena diantara hikmah Allah Ta’alaa adalah, agama dan Al Quran yang dibawa Muhammad s.a.w. merupakan bukti besar atas kebenaran-NYA, karena ia adalah agama yang sempurna.

Perbedaan hukum Qodar dan hukum Syariat adalah:
Qodar : berkaitan dengan sesuatu yang diadakan, diciptakan, dan ditaqdirkan Alloh. Kehendak-NYA pasti terjadi dan yang tidak dikehendaki-NYA tidak akan terjadi.
Syariat : Berkaitan dengan hukum-hukum yang syariatkan-NYA.
Siapa berbuat sesuatu yang dicintai dan diridhoi Alloh, maka bersatu dua hukum dalam dirinya. Bila sebaliknya maka ada hukum qadariyah, perbuatannya karena qadha dan qadar Allah, tapi tak ada dalam hukum syar’i. Sesuatu yang dicintai Allah pasti mengikuti dan terkait dengan hukum syar’i.

Wallahu A’lam….

Al ‘AZIIZ, AL QODIIR, AL QOODIR, AL MUQTADIR, AL QOWIYYU, AL MATIIN

Posted in Asmaul Husna with tags , , , , , , on Desember 31, 2010 by algandoel

Al ‘Aziiz (Yang Maha Perkasa), Al Qodiir (Yang Maha Kuasa), Al Qoodir (Yang Maha Kuasa), Al Muqtadir (Yang Maha Kuasa), Al Qowiyyu (Yang Maha Kuat), Al Matiinu (Yang Maha Kokoh)

Nama-Nama yang agung ini berdekatan maknanya. Allah Ta’alaa sempurna kekuatan-NYA, besar kekuasaan-NYA, dan luas keperkasaan-NYA.
Allah Ta’alaa berfirman:

إن العزة لله جميعا

”Sesungguhnya kekuasaan itu seluruhnya kepunyaan Allah” (Q.S. Yunus:65)

إن ربك هو القوي العزيز

”Sesungguhnya Tuhanmu DIA-lah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (Q.S. Huud:66)

Jadi, ketiga makna ‘izzah (keperkasaan) ini milik Allah Yang Maha Besar:

1. Keperkasaan yang ditunjukkan oleh Nama Al Qowiyyu, Al Matiin. Adalah sifat Allah Yang Maha besar yang tidak bisa di bandingkan dengan makhluk meskipun besar.
Firman Allah:

إن الله هو الرزاق ذو القوة المتين

”Sesungguhnya Allah DIA-lah Maha Pemberi Rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (Q.S. Ad Dzaariat:58)

والله قدير والله غفور رحيم

”Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Al Mumtahanah:7)

2. Keperkasaan dalam menghalangi.
Allah Maha Kaya dan tidak butuh sesuatu. Segala sesuatu tidak dapat mendatangkan mudharat dan manfaat kepada Allah Ta’alaa. DIA-lah Adh Dhaarru (Yang Mendatangkan mudharat), An Naafi’ (Yang mendatangkan manfaat), Al Mu’thi (Yang Maha Memberi), Al Maani’ (Yang Maha Mencegah).

3. Keperkasaan menaklukkan (‘Izzah Qohr) dan mengalahkan (ghalabah) terhadap setiap wujud ciptaan.
Seluruh maujud takluk kepada Allah, tunduk pada Kebesaran-NYA, dan patuh pada kehendak-NYA. Seluruh ubun-ubun makhluk ada di Tangan-NYA. Semua yang bergerak dan berbuat dikarenakan kekuatan dan ijin-NYA. Apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi dan apa yang tidak dikehendaki Allah pasti tidak akan terjadi. Tiada daya dan upaya melainkan atas kehendak Allah. Di langit dan bumi banyak sekali terdapat tanda-tanda kebesaran-NYA.
Diantara kesempurnaan keperkasaan Allah adalah, DIA menciptakan makhluk (hamba-NYA), menciptakan perbuatan mereka, ketaatan mereka, dan kemaksiatan mereka. Dilihat dari segi penciptaan dan taqdir, semua ini disandarkan pada Allah, sedang jika dilihat dari sisi perbuatan dan hubungan langsung dengan perbuatan, maka ini semua disandarkan pada hamba-NYA. Kedua hal tersebut tidak saling menafikan, karena Allah adalah Pencipta kemampuan dan keinginan mereka, dimana Pencipta Sebab sama dengan Pencipta akibat.
Firman Allah Ta’alaa:

والله خلقكم وما تعملون

”Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu.” (Q.S. Ash Shaffaat:96)

Di antara tanda kekuasaan dan rahmat Allah adalah, beragam siksaan dan jenis nikmat yang di berikan pada penghuni neraka dan penghuni syurga. Dengan kekuasaan-NYA, DIA mewujudkan, mengendalikan, dan menyempurnakannya. DIA menghidupkan, mematikan lalu membangkitkan hamba-NYA untuk di beri balasan (balasan baik atau buruk).
Dengan kekuasaan-NYA, DIA membolak-balikkan hati dan menggerakkannya sekehendak-NYA. Apabila DIA menghendaki sesuatu, maka DIA hanya berkata, ”Jadilah”, lalu jadilah sesuatu itu. Allah Ta’alaa berfirman:

أين ما تكونوا يأت بكم الله جميعا إن الله على كل شيء قدير

”Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Q.S. Al Baqoroh:148)

Al ‘ALIIM, AL KHOBIIR, AL HAMIID (Yang Maha Mengetahui, Maha Mengenal, Maha Terpuji)

Posted in Asmaul Husna with tags , , , on Desember 31, 2010 by algandoel

Allah Ta’alaa berfirman:

وهو القاهر فوق عباده وهو الحكيم الخبير

”Dan DIA-lah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-NYA. Dan DIA Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Al An’aam:18)

إن الله بكل شيء عليم

”Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Q.S. Al Anfaal:75)

DIA Maha Mengetahui, yang ilmu-NYA meliputi segala sesuatu, baik perkara yang pasti, perkara yang mustahil ataupun perkara yang mungkin.

Nash-nash yang menyebutkan cakupan ilmu Allag dan perincian informasi detail jumlahnya tak terhitung. Tidak ada seberat atompun di alam ghaib atau nyata yang luput dari pengawasan Allah Ta’alaa. Allah tidak pernah lalai dan lupa. Jika ilmu-ilmu makhluk-makhluk-NYA dibandingkan dengan Ilmu Allah, maka ilmu mereka kecil tak berarti, demikian pula dengan kekuasaan mereka. Allah Ta’alaa yang mengajari mereka apa yang sebelumnya tidak mereka ketahui, dan Allah juga yang membuat mereka mampu melakukan sesuatu yang sebelumnya mereka tidak mampu. Ilmu Allah meliputi seluruh alam tinggi dan rendah serta makhluk di dalamnya(sifat, perbuatan dan semua hal tentangnya).
Allah juga Tahu apa yang akan terjadi dimasa depan yang tidak berakhir, apa yang belum ada seandainya ada, dan bagaimana ia ada.
Allah juga Tahu kondisi para mukallaf (hamba yang di bebani perintah) saat Allah menciptakan mereka, sesudah mematikan mereka, dan sesudah menghidupkan mereka kembali. Ilmu-Ilmu Allah mencakup seluruh amal-amal (baik dan buruk) mereka seluruhnya, balasan amal itu, serta perincian pada hari keputusan (Syarh Nuniyah jld 2 hal 73, Alhaq Alwadhih Almubin hlm 37-38)

Ilmu Allah Ta’alaa meliputi perkara-perkara lahir dan batin, rahasia dan terang-terangan, perkara yang pasti, mustahil, dan perkara yang mungkin, alam tinggi dan rendah, masa lalu, masa sekarang dan masa mendatang. Tidak ada sesuatupun yang tersembunyi dari Allah ‘Azza wa Jalla.
Allah Ta’alaa berfirman:

ياأيها الناس أنتم الفقراء إلى الله والله هو الغني الحميد

”Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah, dan DIA-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (Q.S. Faathir:15)
Ibnu Qoyyim rahimahullah mengatakan Allah terpuji dari dua sisi:
Pertama, Allah yang menciptakan, memberi rezeki, melimpahi nikmat lahir dan batin, agama dan dunia, serta menghindarkan kesulitan dan kesengsaraan pada makhluk penduduk langit dan bumi yang pertama dan terakhir. Setiap nikmat berasal dari Allah. Tiada yang dapat mencegah kejahatan kecuali Allah.Jadi Allah berhaq atas pujian, sanjungan, dan ungkapan syukur makhluk-NYA.

Kedua, Allah terpuji karena Asmaul Husna dan sifat-sifat yang sempurna dan maha tinggi, hal-hal yang terpuji, serta sifat-sifat yang mulia dan indah. Semua sifat-NYA berhak atas pujian dan sanjungan yang paling sempurna.
Perincian pujian dan penyebab Allah dipuji tidak bisa dijangkau oleh fikiran dan tidak bisa dihitung dengan pena.

Wallahu A’lam…